Saturday, December 28, 2013

Anak-anak, Ibu rindu... pt. 1

This post had been in my draft for so long.. so don't get confused! :)

Detik-detik menjelang berakhirnya liburan semester genap...

Tiba-tiba saja aku terkena sindrom galaunya anak muda. Bukan, bukan galauin cinta monyet. Aku rindu anak-anak ku. Aku rindu memanggil nama mereka, aku rindu belajar bersama mereka, aku rindu bermain bahkan menegur mereka (ya pasti jika mereka melakukan sesuatu yang menurut ku sudah keterlaluan untuk dilakukan anak seumuran mereka).

Satu bulan yang lalu, aku diminta menjadi guru pendamping untuk Summer Program; salah satu program tahunannya Sekolah Pelita Harapan International - Lippo Village, mendampingi salah satu rekan guru dari tiga universitas di Amerika. Kebetulan, hanya aku sendiri yg tidak mempunyai teman sebagai guru pendamping. Teman-teman ku yg lain semuanya ada temannya, ada yang dua atau tiga. Awalnya berat sekali, apalagi untuk dua minggu itu aku mendapatkan kelas yang menurutku tidak gampang. Hal yang berhubungan dengan dunia literatur sangatlah tidak bisa dianggap sebelah mata. Lagi, ilmu ku tentang dunia literatur sangatlah minim. Orang-orang berpikir bahwa, hal itu mudah saja untuk dijalani, toh aku hanya sebagai guru pendamping. Dengan kata lain, aku tidak harus belajar mati-matian demi mempersiapkan pelajaran dan menjelaskannya dihadapan murid-murid. Tapi, hey! Justru menjadi asisten itu sangat sulit! Kalau boleh bilang, "asisten" dalam dunia pendidikan itu tidak lebih rendah dari si pendidiknya. Karna bagaimanapun, murid-murid akan lebih banyak bertanya dengan si asisten tersebut. Kalau si asisten tidak bisa menjawab, lalu bagaimana? Kalau si asisten tidak bisa menjelaskan, lalu bagaimana? Belum lagi tugas si asisten lainnya yang harus memperhatikan keperluan si anak satu per satu.

Hal yang buat semakin parah adalah, aku mendapatkan rekan kerja yang bisa dibilang cukup cuek. Dia tidak akan bicara jika tidak dipancing untuk bicara. Pertemuan pertama kami, bisa aku simpulkan sangatlah tidak menyenangkan. Senyum pun tidak terukir dibibirnya. Aku sudah sangat berusaha untuk memancing dia berbicara, aku bertanya ini dan itu. Dalam hati aku berkata biar saja dia mengganggap ku berisik atau seburuk-buruknya tolol karena kebanyakan nanya. Yang terpenting bagiku adalah, bagaimana terciptanya suasana yang hangat didalam kelas. Belum lagi, aku harus mempelajari setiap rencana pembelajaran yang dibuat olehnya dan literatur bahasa Inggris yang memusingkan itu cukup buatku mual. Jangan sampai hanya gara-gara mementingkan ego ku, aku tidak mendapatkan ilmu darinya. Hahahaha. Kalau aku tetap mempertahankan egoku yang bodo amat itu, ah, kacau deh pasti. Dan aku bakal jadi guru yg epic failed banget!

Singkat cerita, akhirnya bisa juga get along sama rekan kerja ku ini. Akhirnya... ya, akhirnya.. (kebayang gimana susahnya mendapatkan hati manusia satu ini ^^)

Udah ah, jangan ceritain dia. Hihi :P
________________________________________________________________________________

Aku kangen banget sama murid-murid ku di SPH kemarin. Dari sekian banyak murid semuanya aku kangenin. Cuma, waktu di SPH berasa ada yang beda aja. Mereka panggil aku dengan sebutan "Ibu" instead of Miss or kak. Ya Tuhan aku terharu banget! :") Dipanggil Ibu itu berasa mulia banget. Dipanggil Ibu itu berasa istimewa. Ibu itu identik dengan sebutan untuk wanita yang telah melahirkan kita. Bisa dapat gelar Ibu itu rasanya mulia sekali. Dipanggil Ibu merupakan suatu kehormatan. Waktu dipanggil Ibu rasanya seperti murid-murid itu adalah anak kandung ku sendiri; dekat sekali rasanya :)


Ini Candice & Stanley. Mereka kakak-beradik. Candice ikut kelas aku dan adiknya ikut dikelas Intensive English. Candice ini anaknya ceria banget, luwes, pengetahuannya luas banget dan cerdas! Tapi anaknya jail banget. Ada aja idenya untuk ngelabuin guru tapi, ngga pernah kena tuh, secara mantan tukang ngelabuin guru, hahaha ^^v Dia selalu bilang, "Ibu, can I get more sticky notes? Ibu, may I go to toilet? Ibu, will you stay here for along time? Ibu, is it the way I do the project? Ibu, help me please! Ibu, main sama aku dong di playground. Ibu, Ibu kan udah janji mau main sama aku di playground, main sama aku dulu Bu baru sama yg lain." Kangen banget! :"D Dalam stengah jam, Candice bisa lima kali ke toilet. Dan karena sudah mempelajari motif Candice yang ke toilet cuma untuk mau menghindari pelajaran, aku selalu menyuruhnya untuk duduk sebentar menunggu jam istirahat sambil tersenyum penuh kemenangan. Hahahaha. Dan dengan langkah yg gontai dan muka memelas dia akan bilang, "Ibu, pleaseeee... aaaaa..." ;D

Stanley itu lucu banget!Walaupun dia atau aku nggak pernah masuk di kelas yg sama tapi kami selalu berjumpa di kantin dan playground. Waktu itu aku beli fries dan dia beli mini fried chicken. Lalu, ntah kenapa aku kepingin sekali mencoba makannya Stanley. Lalu aku bilang sama dia, "Ibu boleh bagi ngga ayamnya?" Dia langsung memberikan ku ayam tersebut. Potongan yg cukup besar. Lalu tiba-tiba saja dia melirik ku sambil mengangkat kedua alisnya berulang kali melirik ke atas kentang goreng milik ku dengan mulutnya yg penuh dengan ayam. Oh dan aku tahu maksudnya adalah dia menginginkan kentang goreng tersebut. Lalu aku memberikannya dengan ukuran yg cukup panjang diantara kentang yang lainnya. Dia menyukainya dan bilang, "can we exchange some?" Of course, I said. Lalu kami tukeran, dia kasih aku satu dan aku kasih dia satu kentang yg panjang cuma sedikit patah jadi kesannya aku memberikan kepada dia dua kentang. Lalu dia melihat dengan sedikit ekspresi kaget dan berkata, " Wow, Ibu. You are so kind! I just gave you one, but you gave me two. Then, this..." dia memberikan aku satu ayam lagi supaya kami seimbang. Hahaha. Lucu banget kan? Anak-anak aja tahu gimana bersikap adil. Lalu aku bilang, "No, Stanley, Ibu only gave you one. It split into two, that's why." Stanley bingung dan bilang lagi, "Well then okay, Bu. Just take it as a gift from me because I like you." Setelah itu dia langsung bergegas lari sambil senyum-senyum. Oh Stanleyyyy... Hari-hari berikutnya aku selalu bermain dengan Stanley (most of the time) karena pada saat jam istirahat aku bertugas untuk megawasi anak-anak di playground. Kalau sudah jamnya masuk, aku harus mencari kemana perginya anak-anak dan menyuruh mereka untuk masuk ke dalam kelas. Stanley adalah salah satu anak yg paling suka telat dan penuh keringat. Lalu tinggal hanya kami berdua lah yg masih berada dikiridor kelas, lalu Stantely berkata, "Ibu, are you Candice's teacher?" aku jawab, "Yes." Disini nih momen-momen bikin hati luluh hahaha. Stanley bilang lagi, "Why do you never teach me? Because I like a teacher like you Ibu." Lagi-lagi setelah Stanley berkata demikian, dia berlari pergi begitu saja. I am melting indeed!



Perkenalkan salah satu murid yg tak kalah manisnya ini. Namanya Nadine Setiawan. Kebetulan mamanya Nadine satu kampung halaman denganku hehehe. Anak ini manis sekali tingkah lakunya, anaknya juga pintar dan bisa banget dijadiin asisten untuk bantu Ibunya ngejelasin pelajaran. Terimakasih Nadine! Ibu really appreciates your kindness! :-) Nadine itu mengikuti dua kelas untuk Summer kali ini; Creative Writing & Experimental Mathematics. Sebenarnya Nadine pengen banget ada dikelas aku selama 2 minggu, cuma mamanya mau dia ambil kelas lain. Mungkin biar nggak jenuh kali maksudnya :-) Awalnya aku kurang begitu notice kehadiran Nadine didalam kelas. Dia termasuk anak yang pendiam. Lalu ketika aku sedang hangat-hangatnya berbincang sambil menolong beberapa anak dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, Nadine datang dan juga ingin dibantu sama aku. Dengan suara lembutnya dia berkata, "Ibu, do you know how to make this? Can you help me? I got a difficulty to do that" Beneran suaranya Nadine itu lembut banget! :")

Pernah suatu kali Nadine kesal karena pinggiran penggarisnya kotor gara-gara kena spidol hitam permanen. Dia jadi bad mood seharian! Dia jadi tidak begitu bersemanngat untuk melanjutkan proyeknya. Aku lalu datang menghampirinya dan menanyakan apa yang terjadi. Dia lalu berkata kalau dia kesal sekali melihat alat tulisnya kotor. Berhubung tidak ada tiner waktu itu, aku langsung menggambil minyak angin yang ku punya dan membersihkan penggarisnya. Penggaris itu pun bersih dan Nadine berkata "Wow! How did you clean that, Ibu? I also tried to use tissue but it didn't work out. You are so amazing!" Hahahaha I was just laugh and blinked my eye to her. She was so happy and I loved to see that 😊

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sampai jumpa di postingan berikutnya!
Golda Regina


No comments:

Post a Comment